Selasa, 30 April 2013

Media Pembelajaran Matematika SD (Pengukuran)


Media Pembelajaran Matematika SD Kelas 3 Pengukuran Alat Ukur Berat

 Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran/pelatihan.
Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

Berdasarkan pengamatan awal di sekolah kami menunjukkan bahwa murid-murid SD di kelas rendah mempunyai kesulitan dalam mempelajari soal cerita. Di dalam mempelajari topik soal cerita, walaupun murid-murid sudah berulangkali dijelaskan ternyata masih banyak yang belum dapat mengerjakan dengan benar. Kesulitan yang dihadapi oleh murid dalam mengerjakan soal cerita tersebut di duga disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ada kemungkinan strategi/metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat. Kedua, dari faktor murid, bahwa murid di SD kelas rendah masih belum dapat berfikir abstrak sehingga apabila diajarkan soal cerita murid akan mengalami kesulitan. Hal ini berkaitan dengan tingkat perkembangan kognitif murid. Anak pada usia itu masih berada pada tingkat operasional konkret. Ini berarti bahwa anak pada usia SD masih belum dapat berfikir secara abstrak. Oleh karena itu dalam mengajarkan bilangan misalnya, guru harus menggunakan benda-benda konkret.   
Pembelajaran matematika SD saat ini masih didominasi dengan pendekatan abstrak dan metode ceramah serta pemberian tugas. Masih jarang yang menggunakan pendekatan nyata yang membuat siswa aktif menggunakan alat peraga. Media pembelajran matematika ini berusaha mengetengahkan alternatif pembelajaran matematika SD yaitu pengukuran (alat ukur berat).  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar