Media Pembelajaran Matematika SD Kelas 3 Pengukuran Alat Ukur Berat
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran/pelatihan.
Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat
mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20
usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang
pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan
internet.
Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang
tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta
didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu
besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat;
(d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks;
(f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya
dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek
itu dapat disajikan kepada peserta didik.
Berdasarkan pengamatan awal di
sekolah kami menunjukkan bahwa murid-murid SD di kelas rendah mempunyai
kesulitan dalam mempelajari soal cerita. Di dalam mempelajari topik soal
cerita, walaupun murid-murid sudah berulangkali dijelaskan ternyata masih banyak
yang belum dapat mengerjakan dengan benar. Kesulitan yang dihadapi oleh murid
dalam mengerjakan soal cerita tersebut di duga disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, ada kemungkinan strategi/metode pembelajaran yang digunakan guru belum
tepat. Kedua, dari faktor murid, bahwa murid di SD kelas rendah masih belum
dapat berfikir abstrak sehingga apabila diajarkan soal cerita murid akan
mengalami kesulitan. Hal ini berkaitan dengan tingkat perkembangan kognitif
murid. Anak pada usia itu masih berada pada tingkat operasional konkret. Ini
berarti bahwa anak pada usia SD masih belum dapat berfikir secara abstrak. Oleh
karena itu dalam mengajarkan bilangan misalnya, guru harus menggunakan
benda-benda konkret.
Pembelajaran matematika SD saat ini masih
didominasi dengan pendekatan abstrak dan metode ceramah serta pemberian tugas.
Masih jarang yang menggunakan pendekatan nyata yang membuat siswa aktif
menggunakan alat peraga. Media pembelajran matematika ini berusaha mengetengahkan
alternatif pembelajaran matematika SD yaitu pengukuran (alat ukur berat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar