Penggunaan Media Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Aksara Jawa Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. | ||
Penulis | : | |
Tahun | : | 2010 |
Fakultas | : | Tarbiyah |
Jurusan | : | Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah |
Pembimbing | : | 1) Dra. Hj. Siti Annijat Maimunah, M.Pd.. |
Kata Kunci | : | Media Kartu Huruf, Pembelajaran Aksara Jawa, Motivasi |
Bayangan sulitnya menghafal bentuk-bentuk huruf yang rumit
juga banyaknya huruf yang harus dihafal ditambah lagi jika sudah berbenturan
dengan aturan menulis aksara jawa yang baku semakin membuat pelajar enggan
untuk mempelajari apalagi memperdalam penguasaan baca tulis aksara jawa.
Permasalahan tersebut juga menimpa sebagian besar siswa siswi kelas II SDN
Torongrejo 02 Kota Batu. Dengan menggunakan Media Kartu Huruf diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Pemilihan media
kartu huruf dalam pembelajaran Aksara Jawa ini tidak lepas dari fungsi media
yang dapat menjadi salah satu fariasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan, penggunaan media kartu huruf
ini dapat membantu siswa agar lebih termotivasi dalam mempelajari Aksara Jawa.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan
penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran Aksara Jawa sebagai upaya
peningkatan motivasi belajar siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu, 2)
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Aksara Jawa dengan menggunakan media
kartu huruf pada siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu, 3) mendeskripsikan
proses evaluasi pembelajaran Aksara Jawa dengan menggunakan media kartu huruf
pada siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. Untuk mencapai tujuan
tersebut, digunakan rancangan penelit ian tindakan kelas yang melibatkan data
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian yang penulis lakukan ini adalah
penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Dalam pengumpulan data,
peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu: metode observasi, metode
dokumentasi dan metode wawancara. Sedangkan untuk menganalisis, peneliti
menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu penggambaran secara
menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Peneliti juga menyertakan table
sebagai pendukung dan pelengkap uraian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran Aksara Jawa dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. Bukti secara
kualitatif dapat diketahui dari suasana kelas yang menjadi lebih aktif dan
semangat kerjasama dengan kemlompoknya. Sedangkan bukti secara kuantitatif
dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa yang mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya.
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran Bahasa Jawa meliputi dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Setiap aspek meliputi empat keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, keterampilan menulis dapat dikategorikan 2 macam. Pertama, keterampilan menulis huruf alphabet yang didalamnya diajarkan cara menulis huruf lepas dan menulis tegak bersambung. Kedua, adalah keterampilan menulis Aksara Jawa. Materi pembelajaran menulis dengan menggunakan huruf alphabet, tidak ada kesulitan bagi siswa. Namun, ketika siswa berhadapan dengan materi menulis aksara Jawa, kebanyakan mereka merasa kesulitan. Seolah-olah mereka berhadapan dengan huruf dari negara asing.
Padahal sebenarnya, aksara Jawa inilah yang sudah lebih dahulu turun temurun dipelajari dan digunakan oleh Bangsa Indonesia, khususnya di daerah Jawa. Aksara jawa merupakan salah satu momok yang menakutkan bagi pembelajaran, utamanya generasi muda yang mempelajari Bahasa Jawa. Bayangan sulitnya menghafal bentuk-bentuk huruf yang rumit juga banyaknya huruf yang harus dihafal. Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki aturan menulis aksara Jawa yang baku.
Materi pembelajaran tersebut membuat pelajar enggan untuk mempelajari apalagi memperdalam penguasaan baca tulis aksara Jawa. Para praktisi terutama para pendidik semakin kesulitan mengajarkan materi yang wajib diajarkan ini, sementara media penunjang interaktif untuk mempermudah proses pembelajaran sangat jarang dijumpai. Beberapa keluhan lain yang sering dialami guru bahasa Jawa yaitu: (1) pembelajaran bahasa Jawa kurang diminati siswa, (2) kompetensi yang dimiliki siswa tidak bisa dimaksimalkan pencapaiannya. Bersamaan dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan juga mendorong guru untuk mengadakan upaya pembaharuan dalam proses belajar dan memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Guru di tuntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang bisa memudahkannya dalam menjalankan proses belajar mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar, baik alat bantu yang sesuai dengan perkembangan zaman seperti komputer, slide dan sebagainya. Ataupun alat bantu mengajar yang sederhana, murah dan efisien seperti gambar, grafik, dan bagan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran di samping guru di tuntut mampu menggunakan alat-alat tersebut, guru juga di tuntut untuk mampu mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan tetapi tersedia, karena media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran.1 Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian
2 Ketika proses belajar mengajar tersebut terjadi, tentu saja tidak dapat berjalan selancar apa yang diharapkan oleh guru. Sering kali timbul penyimpangan-penyimpangan ataupun gangguan-gangguan, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak bisa berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya minat, gairah dan motivasi siswa untuk menerima materi ajar yang disampaikan oleh guru. Salah satu cara untuk meningkatkan gairah dan motivasi siswa adalah dengan mengadakan variasi guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Hal tersebut dapat dengan mengubah metode, strategi, pendekatan ataupun penggunaan media-media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Namun sangat disayangkan, karena tidak semua guru menyadari akan pentingnya variasi dalam mengajar bagi siswa. Kebanyakan dari para guru dalam mengomando kegiatan pembelajaran di kelas hanya menggunakan satu metode saja yang sudah mendarah daging dalam diri guru, yaitu dengan metode ceramah saja. Begitu halnya yang dilakukan oleh para guru Bahasa Daerah Jawa pada umumnya ketika menyajikan materi pembelajaran Aksara Jawa. Sebagian besar guru Bahasa Jawa sangat kurang melakukan variasi ketika menyajikan materi Aksara Jawa. Mereka hanya menggunakan metode ceramah saja. Padahal, dapat dibayangkan betapa sulitnya materi Aksara Jawa dapat dipahami oleh para siswa jika hanya disajikan dengan metode ceramah. Ketika siswa sulit untuk memahami materi pelajaran yang disajikan dengan kurang menarik, maka dapat dipastikan mereka tidak akan bergairah dan termotivasi untuk mempelajari Aksara Jawa sehingga tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak akan tercapai.
Abstrak-Indonesia.pdf | Abstrak-Indonesia.ps |
Full Text.pdf | Full Text.ps |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar