Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Dan Aplikasinya
Dalam Pembelajaran
Oleh
I Wayan Muderawan
Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali 81117, Fax. 0362-
22570.
I.
Pendahuluan
Perkembangan
dalam bidang sains terutama smart material membawa dampak yang luar
biasa dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama komputer.
Komputer dari tahun-ketahun mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama
kemampuan dan kecepatannya menyimpan, mengolah, dan mengirim data. Dengan
kemampuan komputer yang sangat tinggi, memungkinkan teknologi informasi dan
komunikasi berkembang sangat pesat, demikian juga aplikasinya. Untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan komputer saat ini dan arahnya nanti ke depan maka akan
dibahas perkembangan teknologi komputer yang mendasari teknologi informasi dan komunikasi
dan aplikasinya dalam dunia pendidikan terutama
dalam pembelajaran.
II.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Istilah
Teknologi Informasi dan Komunikasi berasal dari bahasa Inggris Information
and Comunication Technology (ICT). Teknologi (technology) merupakan
alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan
lingkungannya. Teknologi merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan
alat dan mesin untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu,
teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang
digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik (make our
life more easy and comfortable). Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan
orang dapat berkomunikasi dan/atau menyampaikan/menerima informasi dengan
lebih baik dan lebih cepat. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
tergantung pada perkembangan komputer. Semakin pesat perkembangan komputer,
semakin pesat pula perkembangan TIK.
Komputer
adalah suatu mesin yang menggunakan sistem pemrograman yang didisain untuk
melaksanakan operasi aritmetika dan operasi logika secara sistematis dan
otomatis. Komputer konvensional terdiri dari beberapa memori untuk penyimpan
data, paling sedikit satu memori yang dapat melaksanakan operasi aritmetika dan
logika, dan unsur pengurut dan pengontrol yang dapat mengubah susunan operasi
yang didasari pada informasi yang disimpan. Unit pemrosesan komputer mampu
melangsungkan sederet instruksi yang dapat dibaca, dimanipulasi dan menyimpan
data. Komputer elektronik pertama dikembangkan pada pertengahan abad 20 (1940–1945).
Komputer modern yang didasari atas sirkuit terintegrasi (integrated circuits,
IC) memiliki kemampuan jutaan – miliar kali lebih tinggi dibandingkan komputer
pertama. Komputer personal dalam berbagai bentuknya merupakan ikon era
informasi (Information Age).
Nanotransistor
Nanotransistor |
Kemampuan
komputer tergantung sekali dengan teknologi IC. Perusahan komputer telah mampu
mengebangkan chips yang menggunakan teknologi fabrikasi 32 nanometer (Klabunde,
2001 dan Ratner, 2003). Chips tersebut terdiri dari sekitar 1.9 miliar transistor
dalam kepingan chip tunggal. Semakin banyak transistor yang mampu dimuat dalam
single chip maka komputer memiliki kemampuan semakin tinggi. Sebagai
perbandingan, Pentium 4 menggunakan chip dengan 42 juta transistor berukuran
0,18 mikron atau 180 nanometer. Pada tahun 2011, ukuran transistor semakin
kecil mencapai 0,025 mikron (25 nm). Semakin banyak transistor berarti chips
semakin cepat. Dengan satu miliar transistor dalam satu chip akan menghasilkan
kecepatan 10 – 20 GHz. Teknologi Layar Seiring dengan evolusi transistor,
teknologi layar (monitor) yang digunakan untuk tampilan komputer juga mengalami
evolusi. Perkembangan dalam bidang smart material telah mengubah
teknologi layar (display technology) dari monitor Cathode Ray Tube (CRT)
menjadi Liquid Crystal Display (LCD), plasma display, dan terakhir Light
Organic Emiting Diode (LOED) display. Teknologi LOED display menggunakan smart
material polimer penghantar listrik (György, 2008), sehingga ketebalan
layar menjadi semakin tipis, sampai suatu saat nanti akan dihasilkan layar
fleksibel. Dalam blue print TIK untuk pendidikan, fungsi-fungsi TIK
digambar sebagai sebuah bangunan gedung. Terdiri dari pondasi, tiang, dan atap,
sebagaimana dapat dilihat pada
Peran TIK di Indonesia |
Pertama,
dapat
kita lihat bahwa TIK berfungsi sebagai Sumber Belajar, dapat berupa referensi
berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas
TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi
pendidikan, dll.
Kedua,
fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar
bagi pengajar, alat bantu belajar bagi pebelajar, serta alat bantu interaksi
antara pengajar dengan pebelajar.
Ketiga,
fungsi
TIK sebagai fasilitas pendidikan di kampus/tempat belajar dapat berupa pojok
internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan
elektronik, dll. Aplikasi TIK dalam pembelajaran terutama dalam pembuatan
materi pembelajaran, media dan e-learning. 3.1 Media Pembelajaran berbasis TIK Menurut
Arsyad (2008) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti “tengah”,
“perantara” atau “pengantar”. Pengertian media mengarah kepada sesuatu yang
mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara pemberi pesan (sumber) dan
penerima pesan. Hubungan komunikasi interaksi akan berjalan lancar dan tercapai
hasil yang maksimal apabila digunakan alat bantu yang disebut media. UU No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran diartikan sebagai
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan dengan
hasil yang optimal maka media pembelajaran sangat diperlukan. Dalam proses
pembelajaran, media didefinisikan sebagai sesuatu yang membawa informasi atau
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara dosen dan mahasiswa atau
antara gugu dan siswa. Setiap media yang digunakan pada umumnya memiliki
manfaat untuk tujuan pencapaian proses belajar mengajar.
Menurut
Sujana (dalam Pasek, 2011) media pembelajaran memiliki empat manfaat. Pertama,
pembelajaran akan lebih menarik perhatiam mahasiswa/siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar. Kedua, materi pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh mahasiswa/siswa. Ketiga, metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh dosen, sehingga mahasiswa tidak bosan dan dosen tidak
kehabisan tenaga. Keempat, mahasiswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya mendengarkan uraian dosen, tetapi juga aktivitas lainnya
seperti mengamati, melakukan, mendengarkan, dan mendemontrasikan.
Munadi
(dalam Saprudin, 2010) menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Hakekat media dalam
proses pembelajaran berfungsi sebagai instrumental, dengan kata lain media
berarti tidak hanya sekedar alat saja, namun untuk mencapai atau memiliki
tujuan. Alat yang dimaksud dalam media adalah alat untuk memebantu proses
pembelajaran, alat untuk mempermudah pemahaman masalah yang sedang dibahas, dan
alat untuk mempermudah mengungkapkan hal-hal yang rumit. Jadi sebagai alat,
media bisa digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi tidak semua tujuan, karena
setiap media memiliki ciri atau karakteristik dan kekhasannya masing-masing,
sehingga hanya tepat digunakan untuk tujuan-tujuan yang khas dan sesuai pula. Setiap
penggunaan media pembelajaran memiliki tujuan dalam pemcapaian tujuan
pembelajaran.
Raharjo
(dalam Pasek, 2011) menjelaskan penggunaan media pembelajaran memiliki enam
tujuan: (1) sebagai ilustrator yaitu berperan menggambarkan masalah secara
jelas,
(2)
membentuk kode (sandi),
(3)
mampu menunjukkan gambaran hidup (animasi),
(4)
memahami maknanya (kodifikasi),
(5)
melahirkan kesadaran baru (dekodifikasi), dan
(6)
mewujudkan terjadinya perubahan ke arah perbaikan (transformasi).
Terdapat
berbagai jenis media pembelajaran, antara lain: simulasi, audio, visual,
gambar, grafis, gambar cetakan, audio visual, dan multimedia. Penggabungan
beberapa media sering disebut multimedia. Menurut Hamalik (1986), Jamarah
(2002), dan Sadiman dkk (1986) mengelompokkan media berdasarkan jenisnya
menjadi tiga jenis, yaitu:
(1)
Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti taperecorder.
(2)
Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan dalam
wujud visual.
(3)
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam
dua jenis yaitu:
(a)
audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound
slide, dan
(b)
audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar
yang bergerak, seperti film, video cassete da VCD.
Menurut
tim pengembang MPBTIK (2010) beberapa definisi multimedia yaitu:
(1)
Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video
(2) Multimedia secara umum merupakan kombinasi
tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks.
(3)
Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output
dari data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks,
grafik, dan gambar.
(4)
Multimedia merupakanalat yang menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif
ang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.
(5)
Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,
grafik, audio, video dan animasi dengan menggabungkan link dan tool yang
memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan
berkomunikasi.
Levie
dan Lentz (dalam Sandi, 2011) mengemukana empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual.
(1)
Fungsi atensi. Seringkali pada awal pembelajaran siswa tidak tertarik dengan
materi pelajaran. Media visual dapat digunakan untuk menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isu pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
(2)
Fungsi afektif. Gambar visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
(3)
Fungsi kognitif. Sesuai hasil penelitian, media visual dapat memperlancar
pencapaian tujuan untuk mengingat dan memahami informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
(4)
Fungsi kompensatoris. Media visual yang memberikan konsteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengingatnya kembali.
3.2 E-learning
Secara sederhana e-learning dapat diartikan
sebagai pembelajaran elektronik. LearnFram.Com dalam Glossary of E-learning
Terms mendefinisikan e-lerning sebagai sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung pembelajaran dengan media
internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Beberapa
istilah lain yang digunakan untuk e-learning adalah: internet-based
learning (pembelajaran berbasis intenet), virtual learning environment (pembelajaram
melalui lingkungan maya), dan web-based learning (pembelajaran berbasis
web).
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran
elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
intruction), yaitu sebagai tambahan (suplement) yang sifatnya
pilihan/opsional, pelengkap (complement), dan pengganti (substituent).
E-learning memiliki kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran langsung yang
biasa digunakan saat ini. Berikut adalah kelebihan yang ada dalam e-learning.
a) Interactivity: Siswa maupun pengajar memungkinkan
tersedianya komunikasi lebih banyak dan interaktif, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b) Independency: Mengenai tempat, waktu, pengajar
menjadi fleksibel. Pembelajaran lebih berorientasi pada siswa (siswa lebih
banyak aktif).
c) Accessibility: Dengan menggunakan teknologi,
banyak sumber-sumber yang mudah dicapai.
d) Adaptivity: Mudah beradaptasi dengan
lingkungannya. Bebas, dapat sambil beristirahat.
e) Enrichment/enlivenment: Dalam presentasi untuk
memperkaya pengajaran memungkinkan menggunakan video streaming, simulasi, dan
animasi.
Download Isi Lengkap dari Makalah Ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar